Demonstrasi Kontekstual Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Demonstrasi Kontekstual

Modul 3.2

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Oleh:

Ahmad Hadziq Zaka, S.Pd., M.Si

CGP Angkatan 5 Kabupaten Semarang

 

Berdasarkan video yang terunggah di youtube dengan link https://youtu.be/YMflitCt1yI dapat teranalisis bahwa kejadian atau peristiwa terjadi di SD Negeri Cipanas Kota Serang Propinsi Banten. Video tersebut adalah upaya seorang guru untuk mencaro solusi atas permasalahan yang ada di kelasnya. Apa yang dilakukan guru tersebut adalah hasil diskusi dengan rekan sejawatnya.

Dalam video tersebut tersirat sebuah visi : 

“Membentuk murid yang unggul, berkarakter, dan berprofil pelajar Pancasila”,

sedangkan prakarsa perubahannya adalah

“Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar”

Dalam melakukan prakarsa perubahan, guru tersebut menempuh jalur inkuiri apresiatif. Inkuiri apresiatifadalah upaya membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa. Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Iinkuiri apresiatif berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi.

Pertanyaan utama yang muncul dari kegiatan yang ada di video adalah "Bagaimankah cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?" Siapakah yang dapat dilibatkan dalam prakarsa ini? Aset apa yang dimiliki kelas dan bisa dikembangkan? 

https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGP%202022/Modul%201.3/PRAKARSA%20perubahan.pngAdapun langkah yang digunakan adalah prakarsa perubahannya adalah dengan alur BAGJA. BAGJA sendiri adalah adaptasi paradigm inkuiri apresiatif sebagai kerangka berpikir dalam meneglola perubahan. BAGJA merupakan akronim dari  kata Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur Eksekusi. Alur BAGJA tergambarkan dengan alur sebagai berikut.

Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define). Di tahap ini, berisi rumusan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan. Pertanyaan utama yang diinginkan adalah “Bagaimakah kelas yang mampu membuat murid nyaman dan mampu membangkitkan semangat murid untuk belajar?” hal ini merujuk dengan kalimat yang dituliskan guru di papan tulis yakni  kata “penyemangat belajar”.

Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Pada tahapan ini, guru mengajak murid untuk menggali dan mengumpulkan berbagai informasi dan pengalaman dari pendapat dan pengalaman yang telah dimiliki murid tentang suasana kelas yang mampu sebagai penyemangat belajar. Diawali dengan guru menuliskan kata “penyemangat belajar” di papan tulis sebagai pemantik. Kemudian guru melontarkan pertanyaan seperti :

1.      Kira-kira apa yang muncul dari pikiran kalian?

2.      Kira-kira apa yang kalian sukai dari kelas kita ini?

3.      Kenapa ingin duduk dekat rak buku?

Setelah melontarkan kalimat pertanyaan yang dijawab oleh murid. Guru mengajak murid untuk berkunjung ke kelas 2 dan kelas 6 untuk mengetahui apa yang murid sukai dan yang disukai oleh murid di kelas yang dikunjungi. Guru mengajak murid untuk berdiskusi dengan murid kelas 2 dan 6 tentang kelas yang mereka sukai. Hal ini untuk menambah dan atau mendapatkan inspirasi kelas yang dapat membuat semangat. Selanjutnya guru mengajar murid untuk menganalisis dan menentukan apa yang mereka sukai dari hasil kunjungan di kelas 2 dan kelas 6 dengan berbagi antar kelompok kunjungan. Kelas 2 dan kelas 6 yang digunakan sebagai kunjungan ini adalah sebagai asset sekolah yang dapat digunakan untuk memberi inspirasi kepada murid.

Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Pada tahapan ini, Guru menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan kelas. Disini guru mengajak murid memejamkan mata dan membayangkan kelas impian yang mereka inginkan untuk selalu semangat belajar. Setelah membayangkan impiannya, kemudian guru memberikan kesempatan murid untuk menungkan kelas impiannya dalam bentuk gambar. Setelah gambar kelas impian terbentuk murid mempresentasikannya di depan kelas. Disinilah visi kelas impian yang nyaman benar-benar dirumuskan dengan jelas.

 Tahap keempat, Jabarkan Rencana (Design). Di tahapan ini, guru merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi. Guru mengajak murid untuk menentukan kebutuhan dalam rangka mewujudkan mimpi bersamanya. Guru membantu murid mengidentifikasi keinginan murid dalam membuat kelas yang nyaman itu seperti apa saja yang harus dilakukan. Di video terlihat murid menginginkan lantai yang bersih, dinding penuh hiasan, ada rak buku, dan adanya tatanan kursi yang dapat dirubah-rubah.

Tahap kelima, Atur Eksekusi (Deliver). Di bagian ini, Guru bersama murid memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.  Guru bersama murid membagi kelompok dan membagi tugas yang akan dilakukan dalam upaya membentuk kelas yang menyenangkan. Guru dan semua murid dalam kelas tersebut mengambil peran dalam menciptakan kelas impiannya. Murid bersama guru menyepakati mulai kapan pelaksanaan kerja akan dilakukan. Kerja gotong royong menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan dilakukan di waktu yang telah disepakati dan akhirnya terbentuklah kelas impian yang mereka idamkan.

Peran pemimpin dalam pemebelajaran dari video tersebut adalah (1) guru mampu menjadi pemimpin pembelajaran sambal menginetrnalisasikan nilai-nilai kebajikan. Guru meresonansikan semangat-harapan-antusiasme yang dirasakan oleh murid yang berinteraksi dengannya. Dalam hal ini adalah semangat untuk bisa menciptakan harapan berupa kelas yang nyaman dan antusiasme semua murid untuk bekerja bersama. Disini terlihat guru menjalankan filosofi among Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulada (menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain perbuatan-kelakuan-sifat dan lainlainnya), Ing Madya Mangun Karsa (memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka), serta Tut Wuri Handayani (mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar orang lain bertumbuh dan maju). Gurupun mengadopsi kerangka berpikir inkuiri-apresiatif dalam memimpin perubahan sehingga mereka lugas dalam mengemas pertanyaan-pertanyaan pemantik dialog yang mengungkap potensi, kekuatan atau aset individu maupun sekolah demi pencapaian visi bersama. Inkuiri-apresiatif juga dapat menjadi alat bantu dalam proses mengelola perubahan yang secara lebih mendetail dalam bentuk tahapan-tahapannya (BAGJA). (2) Guru mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid. Guru memahami bagaimana meramu pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga murid merasa kompeten, mandiri, dicintai, dan memiliki kepercayaan diri serta determinasi untuk mencapai segala yang mereka impikan. Guru terlihat memampukan diri untuk menuntun murid asuhannya agar muridnya sadar bahwa sebagai murid di saat ini, mereka juga adalah wajah Indonesia di masa depan, sehingga mereka berdaya dan turut aktif berkontribusi pada makin indahnya dunia di masa depan sejak sekarang.

Modal utama yang dimanfaatkan dalam video praktik tersebut adalah (1) modal manusia dalam hal ini murid asuhannya, murid di kelas 2 dan 6, guru pengampu kelas 2 dan 6, rekan sejawat untuk berdiskusi, dan kepala sekolah sebagai penanggungjawab.  Pemanfaatannya adalah dengan mengajak murid berkunjung dan mewawancarai murid di kelas 2 dan kelas 6.  (2) modal fisik yang dimiliki adalah ruang kelas yang akan dibenahi dan atau ditata ulang. Pemanfaatannya dengan menciptakan kelas yang nyamat dan mampu meningkatkan semangat belajar murid. (3) Modal yang ketiga adalah modal social berupa kepemimpinan dari guru dan murid dalam bekerjasama, saling percaya dan rasa memiliki masa depan yang sama yakni kelas impian yang nyaman untuk pembelajaran.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejak Sunan Kalijogo di desa Jatirejo Suruh kabupaten Semarang

Catatan Lokakarya Orientasi Program Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Semarang

Cerita Pengayaan Sains Floem Bikin Galau (kasus mencangkok)